Friday, January 22, 2016

Kesenian Wayang Kulit Indonesia

Kesenian Wayang Kulit
Kesenian Wayang kulit
Wayang Kulit
Wayang kulit adalah satu diantara kesenian kebiasaan yang tumbuh serta berkembang di orang-orang Jawa. Kian lebih sebatas pertunjukan, wayang kulit dulu dipakai sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual beberapa dewa. Konon, “wayang” datang dari kata “ma Hyang”, yang bermakna menuju spiritualitas sang kuasa. Namun, ada pula orang-orang yang menyampaikan “wayang” datang dari teknik pertunjukan yang memercayakan bayangan (bayang/wayang) di monitor.

Wayang kulit dipercaya sebagai embrio dari beragam type wayang yang ada sekarang ini. Wayang type ini terbuat dari lembaran kulit kerbau yang sudah dikeringkan. Supaya gerak wayang jadi dinamis, di bagian siku-siku badannya disambung memakai sekrup yang terbuat dari tanduk kerbau.

Wayang kulit dimainkan segera oleh narator yang dimaksud dalang. Dalang tidak bisa diperankan oleh sembarang orang. Terkecuali mesti lihai memainkan wayang, sang dalang harus juga tahu beragam narasi epos pewayangan seperti Mahabrata serta Ramayana. Dalang dulu dinilai sebagai profesi yang mulia, lantaran orang sebagai dalang umumnya yaitu orang yang terpandang, berilmu, serta berbudi pekerti yang santun.


Kesenian Wayang kulit
Pentas Wayang Kuli
Sembari memainkan wayang, sang dalang diiringi musik yang bersumber dari alat musik gamelan. Di sela-sela nada gamelan, dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh beberapa pesinden yang biasanya yaitu wanita. Sebagai kesenian kebiasaan yang bernilai magis, sesaji atau sesajen jadi unsur yang harus dalam tiap-tiap pertunjukan wayang.

Sesajian berbentuk ayam kampung, kopi, nasi tumpeng, serta hasil bumi yang lain, dan tidak lupa asap dari pembakaran dupa senantiasa ada di tiap-tiap pementasan wayang. Namun, lantaran banyak yang berasumsi sesajian itu adalah satu hal yang berlebihan, akhir-akhir ini sesajian dalam pementasan wayang juga ditujukan untuk pemirsa berbentuk makan berbarengan.

Wayang kulit adalah kekayaan nusantara yang lahir dari budaya asli orang-orang Indonesia yang menyukai kesenian. Tiap-tiap sisi dalam pementasan wayang memiliki lambang serta arti filosofis yang kuat. Terlebih dari sisi isi, narasi pewayangan senantiasa mengajarkan budi pekerti yang mulia, sama-sama menyukai serta menghormati, sembari kadang-kadang diselipkan kritik sosial serta peran lucu melalui adegan goro-goro. Tak salah bila UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia

No comments:

Post a Comment