Sunday, January 31, 2016

Tari Barong ( Tarian Bali )


Tari Barong adalah tarian yang ditarikan oleh dua orang penari lelaki, seseorang memainkan sisi kepala barong dan kaki depan, serta seseorang lagi memainkan sisi kaki belakang serta ekor. Barong yaitu ciri-ciri dalam mitologi Bali, sedang di Jawa dimaksud Barongan. Sebagai roh pelindung, Barong kerap dipertunjukkan sebagai seekor singa. Ia yaitu raja dari roh-roh dan melambangkan kebaikan, adalah musuh Rangda dalam mitologi Bali.


Di pulau Bali tiap-tiap sisi pulau Bali memiliki roh pelindung untuk tanah serta hutannya semasing. Barong singa yaitu satu diantara lima bentuk Barong.

Tari Barong
Tari Barong
Tiap-tiap Barong dari yang mewakili daerah spesifik digambarkan sebagai hewan yang tidak sama. Barong yang berupa binatang mytologi ini sangat banyak jenisnya ada yang kepalanya berupa kepala singa, harimau, babi rimba jantan (bangkal), gajah, lembu atau keket. Bentuk Barong sebagai singa sangat popular serta datang dari Gianyar.

Tari Barong adalah peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang memakai boneka berwujud binatang berkaki empat atau manusia purba yang mempunyai kemampuan magis.

Disangka kata barong datang dari kata bahrwang atau disimpulkan beruang, seekor binatang mythology yang memiliki kemampuan gaib, dikira sebagai pelindung. Namun di Bali sebenarnya Barong bukan sekedar di mewujudkan dalam binatang berkaki empat walau demikian ada juga yang berkaki dua. Topeng Barong adalah benda sakral yang begitu disucikan oleh orang-orang Hindu Bali.

Tari Payung ( Minang )

Tari Payung yaitu tari klasih dari daerah Minang yang menceritakan mengenai keceriaan serta kebahagiaan muda mudi yang menunjukkan perhatian seseorang lelaki pada kekasihnya. Payung jadi arti simbolis bernaung dalam satu bahtera membina rumah tangga yang baik. Sang pria jadi pelindung untuk sang kekasih.



Tari Payung memanglah adalah tari pergaulan muda-mudi hingga dibawakan dengan cara berpasang-pasangan. Terkecuali memakai payung yang dimainkan oleh penari pria, dapat pula ditambah dengan selendang yang dipakai penari wanita.


Lantaran topik yang dibawakan berarti kebahagiaan jadi musik pengiring Tari Payung juga dinamis dalam irama yang ceria.


Diawali dari tempo musik yang agak pelan lantas berpindah ke agak cepat serta jadi semakin cepat. Tari payung umum dibawakan untuk menyemarakkan acara pesta, pernikahan serta acara yang lain.

Tari Merak ( Tarian Jawa Barat )

Tari Merak yaitu tari kreasi baru datang dari Jawa Barat yang di ciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada th. 1950 yang lalu direvisi oleh Dra Irawati Durban pada th. 1965. Pada th. 1985 Dra Irawati kembali membuat revisi koreografi tari merak serta pada th. 1993 Dra Irawati mengajarkan segera pada Romanita Santoso.

Meskipun tari Merak dibawakan oleh wanita namun sesungguhnya melukiskan perilaku burung merak jantan. Burung merak jantan meningkatkan ekornya yang dipenuhi bulu-bulu panjang yang didominasi berwarna hijau serta biru untuk memikat burung merak betina.


Tari Merak memakai kostum warna warni dengan sayap yang dipenuhi payet yang bisa dibentangkan oleh penari seperti ekor burung merak yang tengah mekar. Pada kepala penari juga memakai mahkota yang menguatkan citra burung merak.


Tari Kipas Sulawesi Selatan

Tari Kipas yaitu satu diantara seni tari yang datang dari lokasi Gowa, provinsi Sulawesi Selatan. Pada bhs daerah di Gowa kata “Pakarena” datang dari kata “Karena” yang mempunyai makna “Main”. Tarian Kipas telah jadi rutinitas serta sisi budaya yang ada di orang-orang daerah Gowa yang dahulunya yaitu sisa Kerajaan Gowa.

Tari Kipas
Tari Kipas

Menurut mitos yang mengedar di kelompok orang-orang Gowa serta narasi dengan cara turun temurun, tari Kipas diawali dari cerita penghuni negeri khayangan yang berpisah dengan penghuni Bumi pada jaman dulu. Sebelumnya berpisah, penghuni kahyangan pernah mengajarkan pengetahuan serta pengetahuan mengenai bagaimanakah langkahnya supaya hidup jadi sejahtera lewat cara bertani, beternak dan berburu.

Langkah tersebut di ajarkan lewat beberapa gerakan tubuh serta kaki penghuni Kahyangan pada penghuni Bumi. Beberapa gerakan itu lalu dipakai oleh penghuni Bumi sebagai ritual untuk mengucap rasa sukur pada penghuni Kahyangan lantaran sudah mengajarkan langkah bertani, langkah beternak dan langkah berburu.

Gerakan tarian yang lembut banyak banyak terkena dalam gerakan tarian Kipas yang mencerminkan ciri-ciri beberapa wanita lokasi Gowa yang ramah, sopan, taat, lembut serta hormat pada lelaki terutama suami mereka.

Tarian Kipas sesungguhnya dibagi dalam 12 type walau sepintas susah dibeadakan oleh orang umum lantaran pola gerak tari di mana satu sisi serupa dengan sisi tari yang lain. Tiap-tiap pola gerakan mempunyai makna semasing.

Sama seperti gerakan tari saat duduk melukiskan awal serta sisi akhir pagelaran tari Kipas. Lantas gerakan berputar tari Kipas searah dengan jarum jam adalah lambang siklus dari hidup seseorang manusia. Sedang gerak tari yang naik turun adalah lambang dari roda kehidupan yang berputar di mana terkadang seorang ada dibawah serta terkadang hidup seorang ada diatas.

Tari Gamyong

Tari Gambyong yaitu Seni tari yang datang dari Surakarta Jawa Tengah. Semula arti Gambyong bermula dari nama seseorang penari taledhek yang bernama Gambyong yang hidup pada jaman Sunan Paku Buwana IV di Surakarta. Penari ledhek yang bernama

Gambyong ini mempunyai kemnahiran dalam menari serta kemerduan dalam nada hingga jadi idola golongan muda pada jaman itu. Arti taledhek itu juga dipakai untuk menyebutkan penari tayub, penari taledhek, serta penari gambyong.

tari gambyong
Tari gambyong 

Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelumnya diawali senantiasa di buka dengan gendhing Pangkur. Tariannya tampak indah serta elok jika si penari dapat menyesuaikan gerak dengan irama kendang. Arah pandangan mata yang bergerak ikuti arah gerak tangan dengan melihat jari-jari tangan, jadikan aspek menguasai gerak-gerak tangan dalam eks Gambyong dapat juga disimpulkan sebagai tarian tunggal yang dikerjakan oleh seseorang wanita atau tari yang ditampilkan untuk permulaan tampilan tari atau pesta tari.
Gambyongan memiliki makna melukiskan wanita menari didalam pertunjukan wayang kulit sebagai penutup. presi tari Gambyong. Gerak kaki ketika sikap beridiri serta jalan memiliki korelasi yang serasi.


Bersamaan dengan perubahan jaman, tari gambyong alami pergantian serta perubahan berbentuk penyajiannya. Awal mulanya, bentuk sajian tari gambyong didominasi oleh kreatifitas serta interpretasi penari dengan ingindang.
Didalam urut-urutan gerak tari yang dihidangkan oleh penari berdasar pada pola atau musik gendang. Perubahan setelah itu, tari gambyong lebih didominasi oleh koreografi-koreografi tari gambyong.

Kebudayaan Tari Serimpi

Tari Serimpi yaitu tari classic dari Jogjakrta yang senantiasa dibawakan oleh 4 penar lantaran kata serimpi bermakna 4 yang melambangkan 4 unsur dunia yakni : api, angin, hawa serta bumi (tanah). Tari serimpi diperagarakan oleh 4 orang putri ddengan nama peran Batak, Gulu, Dhada serta Buncit yang melambangkan 4 buah tiang pendopo. Tari serimpi dihubungkan dengan kata impi atau mimpi lantaran gerak tari yang lemah gemulai bikin penontonnya terasa dibuati ke alam mimpi.

Kebudayaan Tari Serimpi
Kebudayaan Tari Serimpi
Konon, histori Tari Serimpi bermula dari saat pada 1613-1646 Sultan Agung memerintah Kerajaan Mataram. Pada 1775 Kerajaan Mataram pecah jadi Kesultanan Yogyakarta serta Kesultanan Surakarta serta berimbas pada tari serimpi.

Di Kesultanan Yogyakarta dikelompokkan jadi Serimpi Babul Monitor, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Sedang di Kesultanan Surakarta dikelompokkan jadi Serimpi Anglir Mendung serta Serimpi Bondan.

Meskipun telah terwujud mulai sejak lama, Tari Serimpi ini baru di kenal khalayak banyak mulai sejak 1970-an lantaran tarian ini dikira sakral serta cuma dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan. Serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta serta adalah seni yang adhiluhung dan dikira pusaka Kraton.

Baju Tari Serimpi alami perubahan. Bila awal mulanya seperti baju rekanten putri Kraton style Yogyakarta dengan dodotan serta gelung bokornya sebagai motif hiasan kepala, jadi lalu berpindah ke pakaian tanpa ada lengan dengan hiasan kepala yang berjumbai bulu burung kasuari dan gelung berhiaskan bunga ceplok.

Ciri-ciriistik pada penari Serimpi yaitu keris yang diselipkan di depan silang ke kiri. Pemakaian keris pada tari Serimpi yaitu lantaran dipakai pada adegan perang, yang disebut motif ciri-ciriistik Tari Serimpi yang melukiskan pertikaian pada dua hal yang bertentangan pada baik serta jelek, pada benar serta salah, pada akal manusia serta nafsu manusia

Thursday, January 28, 2016

Mengenal Tari Gending Sriwijaya ( Sumatera Selatan )

Tari Gending Sriwijaya
Gending Sriwijaya adalah satu diantara tarian tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan. Sesungguhnya ini tak cuma tarian namun juga adalah suatu lagu. Melodi lagu Gending Sriwijaya dipakai sebagai pengiring untuk menemani tarian Gending Sriwijaya. Sesuai sama namanya, tarian serta lagu ini melukiskan kejayaan, keagungan, serta keluhuran kerajaan Sriwijaya yang pernah alami kejayaan sepanjang bertahun-tahun serta sukses mempersatukan lokasi Barat Nusantara

Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya
Tarian ini umumnya dipertunjukkan dengan cara spesial sebagai tarian untuk menyongsong tamu-tamu kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, serta tamu-tamu agung yang lain. Sepintas, tarian ini serupa dengan Tari Tanggai. Bedanya terdapat pada perlengkapan baju penari serta jumlah penarinya. Dalam suatu pementasan, penari Gending Sriwijaya keseluruhan sejumlah 13 orang. Dari 13 orang itu ada satu orang sebagai penari paling utama. Penari ini membawa tepak, kapur, serta sirih. Bekasnya 6 orang sebagai penari pendamping, dua orang pembawa tombak, dua penari pembawa peridon atau perlengkapan tepak, satu orang pembawa payung, serta satu orang penyanyi. Pembawa payung kebesaran serta pembawa tombak yaitu pria sedang bekasnya yaitu wanita.

Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya serta lagu pengiring tarian ini di buat pada th. 1944. Tarian ini di buat untuk mengingatkan kita beberapa pemuda kalau nenek moyang kita adalah bangsa yang besar serta menghormati persaudaraan antar manusia serta tetaplah taqwa pada Yang Kuasa. Tarian ini melukiskan keceriaan beberapa gadis Palembang saat terima tamu kehormatan yang bertandang ke Palembang. Dalam menyongsong tamu-tamu agung itu, di gelar pertunjukkan tarian tradisional Palembang yang salah nya ialah tarian Gending Sriwijaya. Tari ini datang dari kejayaan saat lantas Kerajaan Sriwijaya yang dulunya berdiri di Palembang. Dahulu, kerajaan ini memanglah suatu kerajaan maritim besar yang sukses menakhlukan banyak lokasi. Dipertunjukkannya tarian ini mau tunjukkan sikap tuan tempat tinggal yang senang, ramah, terbuka, serta tulus pada tamu agung yang datang.

Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya
Dalam pertunjukkan tarian Gending Sriwijaya, ada 9 penari muda yang cantik-cantik tunjukkan kepiawaiannya. Penari-penari itu kenakan baju Kebiasaan Aesan Gede, Dodot, Tanggai, paksangkong, serta Selendang Mantri. Mereka yaitu penari inti yang didampingi oleh penari-penari lain yang membawakan tombak serta payung. Dibagian paling belakang ada penyanyi yang membawakan lirik lagu Gending Sriwijaya. Sayangnya, peran penyanyi sekarang ini telah mulai tak dipakai. Sekarang ini nada pengiring itu umumnya sudah digantikan dengan tepa recorder. Disamping itu, bentuk asli musik pengiring tarian ini yaitu gong serta gamelan. Terkecuali penyanyi, peran pengawal terkadang juga tak dipakai hingga cuma menghadirkan penari-penari wanita saja, terutama bila tarian ini dipentaskan didalam panggung tertutup atau dalam gedung.
Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya
Penari paling utama ada di posisi yang paling depan. Penari ini membawa tepak sebagai kapur sirih yang mau dipersembahkan pada tamu agung yang datang. Penari ini diiringi oleh dua penari yang membawakan pridon yang terbuat berbahan kuningan. Konon, persembahan sekapur sirih versus aslinya cuma bisa dikerjakan oleh kelompok spesifik seperti putri sultan, putri raja, atau putri bangsawan. Disamping itu, pembawa pridon juga umumnya adalah teman dekat dekat atau inang pengasuh putri. Dengan hal tersebut, bisa diambil kesimpulan kalau tari ini dulunya cuma bisa dikerjakan di lingkungan kerajaan serta termasuk juga tarian yang sakral. Buktinya, hingga sekarang ini tarian itu juga cuma dipentaskan pada acara-acara spesifik saat Palembang kehadiran tamu kehormatan. Lepas dari itu, tari Gending Sriwijaya ini adalah budaya khas Indonesia yang perlu tetaplah dilestarikan supaya budaya ini tak termakan oleh perkembangan zaman serta modernisasi.

Wednesday, January 27, 2016

Kesenian Angklung dan Sejarah Angklung

Jenis Kesenian Angklung dan Sejarah Angklung

Angklung yaitu type alat musik tradisional yang terbuat dari bambu yang bernada ganda atau multitonal. Langkah memainkan angklung yaitu dengan digoyang, Seorang tinggal memegang rangkanya pada satu diantara tangan (umumnya tangan kiri) hingga angklung bergantung bebas, sesaat tangan yang lain (umumnya tangan kanan) menggoyangnya sampai berbunyi.

Angklung adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang telah tercatat sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan serta Nonbendawi Manusia dari UNESCO mulai sejak bln. November 2010. Bukan sekedar tercatatat oleh UNESCO, usaha pelestarian serta memperkenal angklung sebagai warisan Indonesia dikerjakan lewat cara memainkan angklung dengan cara berbarengan serta mencatatkan sebagai rekor dunia. Salah satunya yaitu pada th. 2008 dengan pemecahan rekor pemain angklung sejumlah 11 ribu orang di Jakarta serta 5 ribu orang di Washington DC.
Lalu pada tanggal 24 April 2015 lantas, tepatnya ketika peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diadakan di Jakarta - Bandung, sejumlah 20. 704 orang berbarengan - sama memainkan angklung bertempat di Stadion Siliwangi Bandung. Tindakan pemecahan rekor dunia dengan judul 'Harmony Angklung For The World' yang dikerjakan oleh 20. 704 orang itu salah satunya memainkan lagu-lagu seperti 'Halo-Halo Bandung', 'I Will Survive' serta 'We Are The World'. Yang tidak kalah menarik dari pemecahan rekor ini yaitu, dari keseluruhan 20. 704 orang pemain angklung, sejumlah 4. 117 orang yaitu anak berkebutuhan spesial (ABK) yang datang dari beragam Sekolah Luar Umum (SLB) yang ada di Jawa Barat yang terbagi dalam siswa disabilitas tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa serta autis yang didampingi oleh 1. 000 orang guru pembimbing. Wah.... demikian bangganya kita sebagai Warga Bandung terutama serta Bangsa Indonesia biasanya dengan semangat orang-orang Bandung dalam memainkan Angklung sebagai alat musik tradisional. Oleh karena itu Sahabat, sepatutnya yaitu jadi keharusan kita generasi muda untuk melestarikan angklung sebagai kekayaan budaya Indonesia.

 Histori serta Asal usul Angklung

 Angklung

Histori serta Asal usul Angklung


Belum ada panduan tentu mulai sejak kapan alat musik angklung ini ada, atau mulai sejak kapan angklung dipakai oleh orang-orang Jawa Barat. Catatan tentang alat musik angklung ini, baru nampak seputar era ke 12 hingga 16, mengacu pada ada kerajaan Sunda.
Kehadiran angklung terkait dengan orang-orang kerjaan Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari tanaman padi (pare). Hal semacam ini bisa dipandang dari rutinitas (kebiasaan) orang-orang Baduy yang diakui sebagai beberapa bekas kerajaan Sunda, di mana angklung dipakai sebagai ritual dalam lakukan penanaman padi. Angklung di buat serta di ciptakan untuk memikat Dewi Sri/Sri Pohaci (Simbol dewi padi) untuk turun kebumi supaya tanaman padi rakyat dapat tumbuh subur.
Terkecuali orang-orang Baduy di Banten, permainan angklung gubrag di Jasinga - Bogor, Jawa Barat yaitu satu diantara yang masihlah hidup mulai sejak kian lebih 400 th. lampau. Kehadirannya juga bermula dari ritus padi.

Pada th. 1862, Jonathan Rigg menuliskan buku " Dictionary of the Sunda Language " yang diterbitkan di Batavia, menuliskan kalau angklung yaitu alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, mirip pipa-pipa dalam satu organ, serta diikat berbarengan dalam satu bingkai, digetarkan untuk membuahkan bunyi.

Dalam perjalanan saat, alat musik tradisional anglung berkembang serta menebar keseluruh pelosok nusantara

Type - Type Angklung
Sekarang ini, terdapat banyak beberapa jenis angklung yang di kenal serta terdaftar dalam kehidupan orang-orang, khsusunya di Jawa Barat serta dibeberapa daerah lain di Indonesia. Ada saat type angklung itu memanglah mempunyai bentuk yang sedikit tidak sama atau mempunyai bentuk yang sama walau demikian dipakai pada type seni/acara pertunjukan yang tidak sama juga. Beberapa jenis angklung serta kesenian yang memakai alat musik tradisional angklung itu diantaranya seperti berikut ini :

Angklung Kanekes
Angklung Kanekes

1. Angklung Kanekes
Angklung Kanekes yaitu angklung yang datang dari daerah Kanekes (perkampungan orang baduy). Angklung type ini tak hanya dipakai untuk hiburan semata, walau demikian pada dasarnya dipakai sebagai ritual sewaktu menanam padi.
Dalam pemakaiannya, angklung kanekes dapat dimainkan tanpa ada ketentuan (Sunda : Dikurulungkeun) ataupun dengan memakai ketentuan ritmis spesifik. Pola pemakaian angklung yang dikerjakan dengan " dikurulungkeun " umumnya dikerjakan di daerah baduy dalam, demikian sebaliknya yang memakai ritmis oleh baduy luar.
Yang memiliki hak serta bisa bikin angklung yaitu orang baduy dalam, diluar itu cuma hanya beberapa orang spesifik saja yang dapat membuatnya. Hal semacam ini dikarenakan oleh ada kriteria ritual dalam pembuatan angklung kanekes.

Angklung kenekes sendiri terbagi dalam sebagian bentuk dari yang paling besar hingga yang kecil yakni : indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, serta roel. Yang bisa bikin angklung kanekespun spesial orang Kajeroan, yakni orang yang datang dari Kampung Cibeo, Cikartawana, serta Cikeusik. Diluar itu cuma beberapa orang spesial saja yang dapat bikin angklung ini.

Angklung Reog
Angklung Reog
2. Angklung Reog
Angklung Reog adalah alat musik untuk menemani tarian reog ponorogo di Jawa Timur. Angklung Reog ini mempunyai kekhasan dari sisi nada yang begitu keras, mempunyai dua suara dan bentuk lengkungan rotan yang menarik dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah.









3. Angklung Banyuwangi

Angklung banyuwangi ini mempunyai bentuk seperi calung dengan suara budaya banyuwangi. Di Banyuwangi dimaksud dengan Caruk.
Angklung Banyuwangi
Angklung Banyuwangi

4. Angklung Bali
Angklung bali mempunyai bentuk serta suara yang khas bali. Bentuknyapun serupa dengan calung. Angklung type ini di Bali dimaksud dengan Rindik.
Angklung Bali/Rindik
Angklung Bali
Angklung Bali

5. Angklung Dogdog Lojor

Angklung dogdog lojor yaitu angklung yang dipakai dalam kesenian kebiasaan dogdog lojor.
Kesenian dogdog lojor sendiri ada di orang-orang Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan kebiasaan Banten Kidul yang menyebar di seputar Gunung Halimun.
Angklung Dogdog Lojor
Angklung Dogdog Lojor


Kesenian dogdog lojor sendiri diselenggarakan satu tahun sekali, sesudah panen raya semua orang-orang mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung kebiasaan. Pusat kampung kebiasaan sebagai tempat tempat tinggal kokolot (sesepuh) tempatnya senantiasa berpindah-pindah sesuai sama panduan gaib.
Kebiasaan penghormatan padi pada orang-orang ini masihlah dikerjakan lantaran mereka termasuk juga orang-orang yang masihlah memegang teguh kebiasaan lama. Dengan cara kebiasaan mereka mengakui sebagai keturunan beberapa petinggi serta prajurit keraton Pajajaran dalam barisan Pangawinan (prajurit bertombak). Orang-orang Kasepuhan ini sudah berpedoman agama Islam serta agak terbuka bakal dampak modernisasi, dan beberapa hal hiburan kesenangan duniawi dapat dinikmatinya. Sikap ini punya pengaruh juga dalam dalam soal manfaat kesenian yang mulai sejak seputar th. 1970-an, dogdog lojor sudah alami perubahan, yakni dipakai untuk menyemarakkan khitanan anak, perkawinan, serta acara kemeriahan yang lain.

Instrumen yang dipakai dalam kesenian dogdog lojor yaitu 2 buah dogdog lojor serta 4 buah angklung besar. Ke empat buah angklung ini memiliki nama, yang paling besar diberi nama gonggong, lalu panembal, kingking, serta inclok. Setiap instrumen dimainkan oleh seseorang, hingga semua sejumlah enam orang.

Lagu-lagu dogdog lojor salah satunya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten, Si Tunggul Kawung, Adulilang, serta Adu-aduan. Lagu-lagu ini berbentuk vokal dengan ritmis dogdog serta angklung condong tetaplah.
 
Angklung Gubrag
Angklung Gubrag
6. Angklung Gubrag
Angklung gubrag ada di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini sudah berumur tua serta dipakai untuk menghormati dewi padi dalam aktivitas melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), serta ngadiukeun (meletakkan) ke leuit (lumbung).
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada saat satu saat kampung Cipining alami musim paceklik.
Awalannya, angklung yaitu alat musik yg tidak mempunyai suara nada. Angklung kuno tak mempunyai irama serta cuma berbunyi " gubrak ". Karena tersebut, jaman dulu, angklung yang tidak mempunyai suara dimaksud dengan angklung gubrak.
Angklung Gubrak adalah kombinasi alat musik angklung yang terbuat dari bambu memiliki ukuran panjang meraih seputar 50 sampai 100 cm.. Menurut sejarahnya, angklung gubrak yang konon sudah ada di daerah Bogor mulai sejak 400 th. lantas ini senantiasa jadi musik pengiring saat mengadakan acara panen padi. Mereka yakin, alunan suara yang datang dari angklung itu, nanti bisa bikin padi yang bakal mereka tanam kembali bisa tumbuh dengan subur.

Angklung Badeng
Angklung Badeng

7. Angklung Badeng
Badeng adalah type kesenian yang mengutamakan sisi musikal dengan angklung sebagai alat musik yang paling utama. Badeng ada di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dahulu angklung badeng berperan sebagai hiburan untuk kebutuhan dakwah Islam. Namun disangka badeng sudah dipakai orang-orang mulai sejak lama dari saat sebelumnya Islam untuk acara-acara yang terkait dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng diakui berkembang mulai sejak Islam menebar di daerah ini seputar era ke-16 atau 17. Pada saat itu masyarakat Sanding, Arpaen serta Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak. Sesudah pulang dari Demak mereka berdakwah menebarkan agama Islam. Satu diantara fasilitas penyebaran Islam yang digunakannya yaitu dengan kesenian badeng.
Angklung yang dipakai sejumlah sembilan buah, yakni 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung serta angklung bapa, 2 angklung anak ; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, dan 1 kecrek

Angklung Buncis
Angklung Buncis

8. Angklung Buncis
Angklung Buncis yaitu angklung yang dimainkan pada kesenian Buncis. Kesenian Buncis sendiri adalah seni pertunjukan yang berbentuk hiburan yang berkembang di daerah Baros (Arjasari, Kabupaten Bandung). Pada awalnya buncis dipakai pada acara-acara pertanian yang terkait dengan padi. Namun pada saat saat ini buncis dipakai sebagai seni hiburan. Hal semacam ini terkait dengan makin berubahnya pandangan orang-orang yang mulai kurang menghiraukan beberapa hal berbau keyakinan lama. Th. 1940-an bisa dikira sebagai selesainya manfaat ritual buncis dalam penghormatan padi, lantaran mulai sejak itu buncis beralih jadi pertunjukan hiburan. Searah dengan itu beberapa tempat penyimpanan padi juga (leuit ; lumbung) mulai menghilang dari beberapa tempat tinggal masyarakat, ditukar dengan beberapa tempat karung yang lebih praktis, serta gampang dibawa ke mana-mana. Padi juga saat ini banyak yang segera di jual, tak disimpan di lumbung. Dengan hal tersebut kesenian buncis yang semula dipakai untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tak dibutuhkan lagi.

Nama kesenian buncis terkait dengan suatu teks lagu yang populer di kelompok rakyat, yakni cis kacang buncis nyengcle..., dst. Teks itu ada dalam kesenian buncis, hingga kesenian ini diberi nama buncis.
Instrumen yang dipakai dalam kesenian buncis yaitu 2 angklung indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung enclok. Lalu 3 buah dogdog, terbagi dalam 1 talingtit, panembal, serta badublag. Dalam perubahannya lalu ditambah dengan tarompet, kecrek, serta goong.
Angklung buncis berlaras salendro dengan lagu vokal dapat berlaras madenda atau degung. Lagu-lagu buncis salah satunya : Badud, Buncis, Renggong, Senggot, Jalantir, Jangjalik, Ela-ela, Mega Beureum. Saat ini lagu-lagu buncis sudah memakai juga lagu-lagu dari gamelan, dengan penyanyi yang semula lelaki pemain angklung, saat ini oleh wanita spesial untuk menyanyi.

9. Angklung Badud
Angklung badud yaitu angklung yang dipakai pada acara sunatan anak di daerah Kampung Parakanhonje, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya dan sebagian daera lain di Priangan Timur
Manfaat paling utama dari Seni Angklung Badud ini, dipakai untuk mengarak serta menghibur pengantin Sunat. Jaman dulu saat obat bius lokal pembasmi rasa sakit (pangbaal) belum umum dipakai, anak yang bakal disunat pagi-pagi sekali diarak menuju ke kolam (balong) lalu anak diminta untuk berendam di kolam sepanjang sebagian menit, nah ketika diarak menuju kolam serta pulang dari kolam berikut Angklung Badud dimainkan, orang-orang juga turut bersama-sama membuat barisan berjejer, seperti pawai atau karnaval, hingga terjadi keceriaan serta di antara keceriaan itu juga, umumnya nampak kreatifitas dari pemain serta orang-orang bikin kelucuan serta kemeriahan yang lain. Acara ini juga di gelar sekalian mengundang serta memberi tahu orang-orang supaya pada waktunya anak disunat dapat ada memberi do'a serta duit " panyecep " pada pengantin sunat.

BADUD dapat disimpulkan Energik, atau Dinamis. Ini tampak dari karakter serta ciri-ciri Seni ini, dimana beberapa suara yang dihasilkan oleh hentakan Angklung, pukulan Dogdog, rancaknya penari, serta bergeloranya semangat penari Kuda Lumping yang bergoyang ikuti irama musik, sungguh begitu nikmat, seakan mengajak pada pemirsa serta pendengarnya untuk turut bergerak serta ngengklak ikuti irama yang ritmis

10. Angklung Bungko

Angklung Bungko yaitu kesenian daerah yang memakai alat musik angklung serta datang dari Desa Bungko Kecamatan kapetakan Cirebon. Terkecuali angklung alat kesenian tradisional Jawa Barat lain yang dipakai dalam kesenian Angklung Bungko yaitu Gendang, tutukan, klenong serta gong. Angklung Bunglo awalannya yaitu musik pengiring tarian perang antar warga desa pada saat awal islam masuk ke Desa Bunglo.

Angklung bungko diprediksikan lahir mendekati era ke-17 sesudah meninggal dunianya Sunan Gunung Jati. Disangka, kesenian ini lahir dengan cara kolektif. Terwujud atas basic luapan emosi keceriaan sesudah mereka memenangkan perang (tawuran) melawan pasukan Pangeran Pekik (Ki Ageng Petakan). " Tawuran " sebagai akibat ketidaksamaan pendapat tentang prinsip-prinsip ajaran Islam yang di ajarkan Sunan Gunung Jati. Karenanya beberapa gerakan tari angklung bungko lebih adalah dari penggambaran peperangan waktu mereka mematahkan serangan Pangeran Pekik. Semuanya penarinya lelaki memakai ikat kepala batik, pakaian putih, keris, kain batik, dan sodér. Tariannya begitu halus serta statis memberi kesan tenang namun raut muka memberikan kemelut, tengah tabuhannya terkadang bergemuruh. Semua berikan kesan orang yang bersiap pergi ke medan perang.
Ada empat tarian dalam angklung bungko, diantaranya 1. Panji, melukiskan sikap berzikir. 2. Benteleye, melukiskan sikap melakukan tindakan dalam hadapi halangan di perjalanan. 3. Bebek ngoyor, melukiskan jerih payah dalam usaha untuk meraih maksud. 4. Ayam alas, melukiskan kelincahan dalam mencari tujuan pemilih.

11. Angklung Padaeng

Angklung padaeng yaitu angklung yang diperkenalkan oleh Daeng Soetigna mulai sejak seputar th. 1938. Terobosan pada angklung padaeng yaitu digunakannya laras suara Diatonik yang sesuai sama system musik barat. Dengan hal tersebut, angklung saat ini bisa memainkan lagu-lagu internasional, serta dapat juga bermain dalam Ensembel dengan alat musik internasional yang lain.

12. Angklung Sarinande
Angklung sarinande yaitu arti untuk angklung padaeng yang cuma menggunakan suara bulat saja (tanpa ada suara kromatis) dengan suara basic C. Unit kecil angklung sarinade diisi 8 angklung (suara Do Rendah hingga Do Tinggi), sesaat sarinade plus diisi 13 angklung (suara Sol Rendah sampai Mi Tinggi).

13. Angklung Toel

Angklung toel di ciptakan oleh Kang Yayan Udjo seputar th. 2008. Pada alat ini, ada rangka setinggi pinggang dengan sebagian angklung dijejer dengan posisi terbalik serta di beri karet. Untuk memainkannya, seseorang pemain cukup men-toel angklung itu, serta angklung bakal bergetar sebagian waktu lantaran ada karet.
Angklung Toel
Angklung Toel


Sosok angklung toel ini terbagi dalam suatu rangka kayu yang mewadahi 30 angklung dari suara G3 – C6. Angklung dipasang berjejer dalam 2 sap. Sap bawah (dekat pemain) yaitu beberapa suara penuh (G, A, B, C, dst), sesaat sap atas yaitu beberapa suara kromatis (G#, A#, C#, dst)


Keunggulan Angklung Toel yaitu bisa dimainkan seseorang diri, tetapi kekurangan yaitu getaran angklung yang belum dapat lama dan cuma bisa memainkan dua suara saja.


14. Angklung Sri-Murni


Angklung Sri-Murni
Angklung Sri-Murni

Angklung ini adalah ide Eko Mursito Budi yang spesial di ciptakan untuk kepentingan robot angklung. Sesuai sama namanya, satu angklung ini menggunakan dua atau lebih tabung nada yang nadanya sama, hingga bakal membuahkan suara murni (mono-tonal). Ini tidak sama dengan angklung padaeng yang multi-tonal. Dengan inspirasi simpel ini, robot dengan gampang memainkan gabungan sebagian angklung dengan cara simultan untuk menirukan dampak angklung melodi ataupun angklung akompanimen.


Sekian Sahabat tradisional, histori asal usul angklung serta beberapa jenis angklung. Mudah-mudahan artikel yang singkat ini bisa berguna untuk Sahabat serta sebagai catatan untuk generasi penerus Bangsa Indonesia.

Tuesday, January 26, 2016

Kesenian Reog Ponorogo

Reog Ponorogo 
Kesenian Reog ponorogo
Reog ponorogo 
Reog ponorogo adalah satu diantara seni tarian di Jawa Timur yang hingga sekarang ini masihlah selalu di lestarikan. Reog ini adalah kebudayaan serta kesenian asli Indonesia. Memanglah budaya serta seni ini kerap dihubungkan dengan beberapa hal yang berbau mistis, oleh karena itu seringkali kerap dikaitkan dengan dunia kemampuan spiritual bahkan juga dunia hitam.

Terlepas dari hal semacam itu, Reog Ponorogo ini oleh orang-orang umumnya kerap dipentaskan waktu acara pernikahan, khitanan, hari-hari besar nasional, serta festival tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Festival yang diselenggarakan oleh pemerintah itu terbagi dalam Festival Reog Mini Nasinonal, Festival Reog Nasional serta pertunjukan pada bln. purnama yang bertempat di alun-alun ponorogo. Sedang Festival Reog Nasional itu senantiasa diselenggarakan waktu bakal masuk bln. Maharam atau yang kerap dalam kebiasaan Jawa itu umum di sebut dengan bln. Suro. Pementasan reog ponorogo adalah rangkaian dari acara Grebeg Suro atau dalam rencana lagi th. kota Ponorogo.
Kesenian Reog ponorogo
Kesenian Reog ponorogo 

Dalam rencana menyongsong th. baru islam atau yang kerap di kenal dengan sebutan tanggal satu Suro, pemerintah kabupaten Ponorogo mengadakan moment budaya paling besar di Ponorogo yakni Grebeg Suro. Waktu Grebeg Suro berjalan, umumnya waktu pementasan kesenian Reog Ponorogo itu senantiasa dibanjiri pemirsa baik dari semuanya penjuru Ponorogo, bahkan juga lantaran pagelaran kesenian ini berskala nasional, seringkali wisatawan dari luar daerah Ponorogo bahkan juga dari luar negeri juga ikut ada untuk lihat acara pagelaran kesenian

Reog Ponorogo ini. Hal inipun digunakan oleh pemerintah daerah Ponorogo sebagai satu diantara senjata andalan untuk tingkatkan daya tarik wisata Ponorogo tersebut.

Terkecuali festival Grebeg Suro, Festival Reog Mini tingkat nasional dapat juga menyedot ketertarikan beberapa wisatawan. Semua peserta yang mengikutinya adalah generisa muda, rata-rata mereka masihlah duduk dibangku sekolah satu tingkat SD atau SMP. Satu diantara maksud dari festival Reog Mini tingkat nasional yaitu untuk tetaplah melindungi kesenian ini selalu berjalan turun temurun, lantaran generasi muda berikut nantinya yang bakal melanjutkan kesenian Rog ini. Semuanya pola aktivitas yang ada di festival Reog Mini nyaris sama juga dengan Festival Reog Nasional, yang membedakannya cuma pada peserta sera saat pengerjaannya saja. Saat proses Festival Reog Mini ini pada bln. Agustus.

Rangkaian pementasan kesenian Reog yang lain serta tidak kalah seru dari pementasan terlebih dulu yakni pementasan atau pertunjukan Reog Bln. Purnama. Pertunjukan ini senantiasa teratur dikerjakan bertepatan karenanya ada malam bln. purnama. Umumnya peserta yang turut dalam pentas ini adalah sebagian group lokal perwakilan dari kecamatannya semasing. Diluar itu dalam pementasan ini dapat kerap didapati sebagian pertunjukan tari garapan yang datang dari sanggar seni yang ada di Ponorogo.

Kesenian Reog ponorogo
Kesenian Daerah

Dikisahkan sang raja begitu korup serta melakukan tindakan dzhalim pada rakyatnya, hal semacam ini bikin seseorang Ki Ageng Kutu geram pada sang raja. Terlebih dijumpai permaisuri sang raja yang keterunan cina memiliki dampak kuat pada kerajaan. Diluar itu, teman dekat permaisuri yang masihlah keturunan Cina mengatur semua gerak-geriknya. Waktu itu Ki Ageng Kutu memiliki pendapat, kekuasaan kerajanan Majapahit bakal selekasnya selesai bila hal semacam ini selalu dilewatkan demikian saja. Lalu dia pada akhirnya meninggalkan sang raja serta membangun suatu perguruan yang didalamnya mengajarkan seni bela diri, pengetahuan kekebalan diri pada anak-anak muda. Dia mengharapkan, nantinya anak-anak muda ini bakal bikin kebangkitan kerajaan Majapahit seperti yang lalu serta dapat melawan pada kerajaan Bhre Kerthabumi.

Tetapi Ki Ageng Kutu juga mengerti, pasukan yang dia bangun masihlah sangat kecil serta belum sangat kuat untuk mmelakukan perlawanan pada pasukan kerajaan. Oleh karena itu, Ki Agung cuma dapat memakai kepopuleram Reog. Seni Reog ini digunakan oleh Ki Agung sebagai fasilitas untuk menghimpun massa sebagai perlawanan pada kerajaan. Diluar itu, hal semacam ini dikerjakan oleh Ki Agung sebagai fasilitas komunikasi utuk menyindir penguasa pada saat itu.

Dalam pertunjukan Reog, dipertunjukkan suatu topeng berupa kepala singa yang umum di kenal “Singa Barong”. Setelah itu ada pula topeng yang berupa raja rimba yang jadikan lambang untu Kerthabumi. Diatas topeng-topeng itu ditancapkan juga bulu-bulu merak hingga seperti kipas raksasa yang melambangkan dampak kuat beberapa kerabat cinanya.

Kesenian Reog ponorogo
Reog ponorogo 

Jatilan dimainkan oleh grup penari gemblak yang menunggani kuda-kudaan sebagai simbol kemampuan pasukan kerajaan Majapahit. Hal semacam ini jadi perbandingan terbalik dengan kemampuan warok yang meraka menggunakan topeng badut merah sebagai simbol Ki Ageng Kutu. Jathilan sendiri yaitu tarian yang menceritakan ketangkasan prajurit berkuda yang tengah berlatih, tokoh ini dimaksud dengan Jathil. Sedang warok yaitu orang yang memiliki kemauan suci yang memberi perlindungan serta tuntunan tanpa ada mengharap pamrih.

Waktu itu kepopuleran Reog yang di buat oleh Ki Ageng Kutu bikin Bhre Kerthabumi mengambil aksi yakni menyerang perguruan Ki Ageng Kutu. Pemberontakan serta perlawanan oleh warok dengan cepat diatasi, begitu juga perguruannya dilarang untuk meneruskan pengajarannya lagi mengenai warok. Walau demikian, nyatanya murid-murid Ki Ageng Kutu masihlah meneruskannya meskipun dengan cara diam-diam. Walau pada saat itu perguruannya dilarang, tetapi kesenian Reog sendiri tetap masih diijinkan untuk diselenggarakan lantaran telah jadi acara atau pementasan yang popular di mata orang-orang. Cuma saja jalan ceritanya memiliki alur yang baru dimana waktu itu ditambahkan dengan beberapa ciri-ciri dari narasi orang-orang Ponorogo yakni Dewi Songgolangit, Kelono Sewandono serta Sri Genthayu.

Bila tadi telah bercerita mengenai versus reog Ponorogo yang paling popular, saat ini versus resmi histori Reog Ponorogo yaitu narasi mengenai seseorang Raja Ponorogo bernama raja kelono yang punya niat untuk melamar putri Kediri, yakni Dewi ragil kuning Hanum. Waktu bakal melamar, di dalam perjalanan dia dihadang oleh Raja Singabarong yang datang dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terbagi dalam singa serta merak, sedang dari pihak Raja Kelono serta wakilnya yakni Bujang Anom, cuma dikawal oleh warok (seseorang pria yang menggunakan baju hitam) yang memiliki pengetahuan hitam mematikan. Dalam semua tarian yang mereka kerjakan, keduanya mengadu pengetahuan hitam serta dalam tarian perangnya semuanya penari dalam kondisi kerasukan dalam mementaskan tariannya.

Kesenian Reog ponorogo
Kesenian Reog ponorogo 
Ada pula persi yang lain tentang sejarag Reog. kesempatan ini ceritanya mengenai perjalanan seseorang prabu Kelana Sewandanan yang tengah mencari gadis pujaannya. Sang Prabu dalam perjalannya didampingi prajurit berkuda serta patihnya yang setia temani bernama Pujangganong. Pada akhirnya sang Prabu temukan idola hatinya, serta ia jatuh cinta pada seseorang putri Kediri yang bernama Dewi Saanggalangit. Tetapi nyatanya Dewi Sanggalangit ini ingin terima Prabu dengan ajukan satu prasyarat kepadanya. Tidak lain nyatanya prasyarat itu yaitu Sang Prabu mesti membuat suatu kesenian baru. Singkat narasi, kesenian sebagai prasyarat itu dengan nama Reog yang didalamnya dimasukan unsur mistis serta kemampuan spiritual.

Hingga Sekarang ini orang-orang Ponorogo selalu ikuti serta melindungi warisan leluhur ini dengan begitu baik. Dalam perjalanannya Seni reog yaitu cipta kreasi manusia yang terbentuk dari ada aliran keyakinan dengan cara turun temurun serta masihlah terbangun keasliannya. Dalam pelaksanannya, upacara sebelumnya lakukan Reog Ponorogo ini memakai kriteria yg tidak mudak dikerjakan untuk orang pemula. orang yang lakukan kesenaian inipun mesti mempunyai garis keturunan parental yang pasti serta hukum kebiasaan yang masihlah berlaku.

Sayangnya pergantian jaman serta tingkah laku manusia tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran arti yang ada pada kesenian Reog Ponorogo. Di Ponorogo sendiri kina orang-orang setempat cuma berasumsi kesenian Reog adalah pemeriah atau hiburan saja dari suatu acara. Misalnya pementasan serta pertunjukan Reog yang dilombakan pada acara-acara spesifik saja yang mempunyai tujuan untuk menyemarakkan acara itu, umpamanya perlombaan dalam satu festival.

Tari Reog Ponorogo 

Seni Reog Ponorogo terbagi dalam sebagian rentetan dua sampai tiga tarian pembukaan. Seputar enam hingga sembilan pria gagah berani yang menggunakan baju serba hitam serta mukanya dipoles warna merah membawakan tarian pertamanya. Digambarkan beberapa penari ini adalah sosok singa yang pemberani. lalu datang enam sampai sembilan gadis menaiki kuda meneruskan tarian Reog itu. Pada Reog tradisional, umumnya beberapa penari ini diperankan oleh penari lak-laki yang kenakan pakaian seperti wanita. Sebagai tarian pembuka, umumnya terdapat banyak anak kecil yang membawakan tarian dengan adegan yang begitu lucu. Nah, tarian yang dibawakan oleh anak-anak ini di kenal dengan sebuatan Bujang ganong.

Waktu tarian pembuka telah usai, setelah itu dipentaskanlah adegan inti yang berisi yaitu sesuai sama keadaan di mana seni reog itu ditampikan pada acara apa. Umpamanya bila berhungangan dengan pernikahan, jadi umumnya di adegan intu itu mereka menghadirkan tarian adegan percintaan. Atau contoh terkait dengan khitanan, jadi bisanya bercerita mengenai seseorang pendekar.

Adegan dalamnseni ini umumnya tidak cocok dengan skenario yang sudah di buat. Untuk menyemarakkan acara, senantiasa ada interkasi pada dalang dengan beberapa pemain, atau terkadang dengan juga penontong yang ada. Jika seroang pemain yang tengah tampak kelelahan, umumnya dia digantikan oleh pemain yang lain. Tetapi dari itu semuanya, hal yang terutama juga yaitu kenikmatan yang dapat dirasa oleh pemirsa tersebut. Pada adegan paling akhir dari pementasan seni ini yaitu Singa Barong. Beberapa pemain memakai topeng yang berupa kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu merak. Asal anda tau saja, berat topeng itu dapat meraih 50-60 kg. Topeng itu mereka bawa dengan memakai giginya. kekuatan yang di luar nalar itu mereka bisa dengan latihan yang berat, yang didalamnya juga ada latihan spiritual seperti berpuasa serta tapa.

Sunday, January 24, 2016

Tari Jonggan Tarian dari Kalimantan Barat

Tari Jonggan

Tari Jonggan
Tari Jonggan
Tari Jonggan adalah  salah satu kesenian tradisional di Kalimantan barat yang menggambarkan  suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan masyarakat dayak . Tarian ini berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak kanayant di Kalimantan barat. Nama jonggan sendiri di ambil dari bahasa dayak yang berarti joget atau menari.

Menurut beberapa sumber, tarian ini mulai muncul pada tahun 1950an di kabupaten landak, Kalimantan barat. Tarian ini awalnya di gunakan sebagai hiburan masyarakat dayak pada berbagai acara adat di sana. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan rasa sukur dan suka cita masyarakat dayak yang di lampiaskan dalam menari. Tarian ini sering di tampilkan pada acara besar seperti pernikahan, penyambutan tamu, acara gawai dan lain lain. Tidak jarang dalam tarian ini para penari mengajak penonton untuk ikut menari.

Sebelum Tari Jonggan di pentaskan maka di lakukan ritual khusus terlebih dahulu. Ritual tersebut biasa di sebut dengan nyangahant yang berarti berdoa. Ritual ini di lakukan untuk meminta ijin atau meminta perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar. Acara tersebut di awali dengan bapamang yaitu penyampaian doa hajat oleh pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah di siapkan.

Dalam pertunjukannya penari di balut dengan busana kebaya, paca dan selendang. Paca merupakan pakaian berbentuk kain batik yang panjang. Kostum yang di gunakan dalam tarian ini sangat sederhana dan tidak banyak menggunakan aksesoris dan artibut. Pada penari jonggan lebih mengutamakan kenyamanan untuk  berpakaian tapi tetap menampilkan keindahan dalam menarinya.

Kostum Tari Jonggan
Kostum Tari Jonggan

Kostum Tari Jonggan
Tarian Jonggan biasanya di mainkan oleh beberapa penari yang berjumlah 5 – 7 orang. Pada beberapa saat setiap penari biasanya di damping oleh para penonton yang di ajak menari di atas panggung. Tarian jonggan juga di iringi oleh musik tradisional yang terdiri dari gadobong (gendang), dau (gamelan), dan suling bambu. Selain itu tarian ini juga di iringi dengan lagu yang menggambarkan kegembiraan dan suka cita masyarakat dayak.

lagu dalam iringan ini ada 2 jenis, yaitu lagu irama lembut dan irama lincah. Dalam iringan lagu lembut seperti lagu “we jonggan, we ola” dan “dayakng male ‘en” sedangkan irama lincah seperti lagu “kasih sayang” dan “pak unjank”. Pada dasarnya lagu dalam tarian ini berbentuk pantun. Salah satu keunikan dalam tarian ini adalah selain mengajak penonton untuk menari, penonton yang ikut menari juga ikut berbalas pantun tersebut. Namun untuk membalas pantun tersebut harus sesuai dengan tema yang di sampaikan. Sehingga tarian ini merupakan tarian yang interaktif dan komunikatif.

Tarian Jonggan tidak hanya untuk hiburan saja tapi sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan. Seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini mulai kurang di minati masyarakat. Untuk melestarikannya pemerintah daerah menjadikannya salah satu warisan budaya sebagai tarian tradisional Kalimantan barat. tarian ini bisa kita temukan di berbagai acara adat seperti penyambutan tamu besar, gawai  dan festival budaya.

Saturday, January 23, 2016

Kebudayaan Tari Jaipong

Tari Jaipong

Kebudayaan Tari Jaipong
Tari Jaipong
Tari Jaipong lahir dari kreativitas seseorang seniman Bandung bernama Gugum Gumbira yang menyimpan perhatian besar pada kesenian rakyat seperti tari pergaulan Ketuk Tilu. Gugum Gumbira benar-benar sangat mengetahui pola-pola gerak tari tradisional Ketuk Tilu, seperti gerak bukaan, pencugan, nibakeun, serta beberapa gerakan yang lain.

Pada awal kehadirannya, Tari Jaipong dimaksud dengan Ketuk Tilu Perubahan lantaran tarian ini memanglah diperkembang dari tari Ketuk Tilu.

Karya Gugum Gumbira yang pertama kalinya di kenal orang-orang yaitu Tari Jaipong " Daun Pulus Keser Bojong " serta " Rendeng Bojong ". Dari ke-2 type tarian itu, nampaklah beberapa nama penari Jaipong yang populer seperti Tati Saleh, Eli Somali, Yeti Mamat, serta Pepen Dedi Kurniadi.
Lalu pada th. 1980-1990-an, Gugum Gumbira kembali membuat tari yang lain seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, dan sebagainya. Kembali pada nampak penari-penari Jaipong yang handal seperti Ine Dinar, Aa Suryabrata, Yumiati Mandiri, Asep Safaat, Iceu Effendi, serta sebagian penari yang lain.

Dapat disebutkan, Tari Jaipong telah jadi satu diantara ikon keseniaan Jawa Barat, serta kerap dipertontonkan pada acara-acara utama untuk menghibur tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat. Juga, waktu lakukan misi kesenian ke mancanegara.
 Walau sebenarnya dimuka kehadirannya, tarian ini pernah jadi pembicaraan hangat, terutama lantaran gerakan-gerakannya yang dikira erotis serta vulgar. Namun hal semacam itu malah bikin Tari Jaipong memperoleh perhatian dari media, termasuk juga disiarkannya Tari Jaipong pada th. 1980 di TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Sejak itu, Tari Jaipong makin popular serta frekwensi pementasannya juga makin bertambah.

Kelahiran Tari Jaipong juga memberikan inspirasi beberapa penggerak seni tari tradisional untuk lebih aktif lagi menggali type tarian rakyat yang terlebih dulu kurang memperoleh perhatian.
 Kemunculan type tarian ini dapat buka tempat usaha untuk beberapa penggiat seni yang buka pelatihan untuk belajar Tari Jaipong. Sesaat entrepreneur hiburan malam memakai Tari Jaipong untuk memikat pengunjung tempat usahanya

Friday, January 22, 2016

Kesenian Wayang Kulit Indonesia

Kesenian Wayang Kulit
Kesenian Wayang kulit
Wayang Kulit
Wayang kulit adalah satu diantara kesenian kebiasaan yang tumbuh serta berkembang di orang-orang Jawa. Kian lebih sebatas pertunjukan, wayang kulit dulu dipakai sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual beberapa dewa. Konon, “wayang” datang dari kata “ma Hyang”, yang bermakna menuju spiritualitas sang kuasa. Namun, ada pula orang-orang yang menyampaikan “wayang” datang dari teknik pertunjukan yang memercayakan bayangan (bayang/wayang) di monitor.

Wayang kulit dipercaya sebagai embrio dari beragam type wayang yang ada sekarang ini. Wayang type ini terbuat dari lembaran kulit kerbau yang sudah dikeringkan. Supaya gerak wayang jadi dinamis, di bagian siku-siku badannya disambung memakai sekrup yang terbuat dari tanduk kerbau.

Wayang kulit dimainkan segera oleh narator yang dimaksud dalang. Dalang tidak bisa diperankan oleh sembarang orang. Terkecuali mesti lihai memainkan wayang, sang dalang harus juga tahu beragam narasi epos pewayangan seperti Mahabrata serta Ramayana. Dalang dulu dinilai sebagai profesi yang mulia, lantaran orang sebagai dalang umumnya yaitu orang yang terpandang, berilmu, serta berbudi pekerti yang santun.


Kesenian Wayang kulit
Pentas Wayang Kuli
Sembari memainkan wayang, sang dalang diiringi musik yang bersumber dari alat musik gamelan. Di sela-sela nada gamelan, dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh beberapa pesinden yang biasanya yaitu wanita. Sebagai kesenian kebiasaan yang bernilai magis, sesaji atau sesajen jadi unsur yang harus dalam tiap-tiap pertunjukan wayang.

Sesajian berbentuk ayam kampung, kopi, nasi tumpeng, serta hasil bumi yang lain, dan tidak lupa asap dari pembakaran dupa senantiasa ada di tiap-tiap pementasan wayang. Namun, lantaran banyak yang berasumsi sesajian itu adalah satu hal yang berlebihan, akhir-akhir ini sesajian dalam pementasan wayang juga ditujukan untuk pemirsa berbentuk makan berbarengan.

Wayang kulit adalah kekayaan nusantara yang lahir dari budaya asli orang-orang Indonesia yang menyukai kesenian. Tiap-tiap sisi dalam pementasan wayang memiliki lambang serta arti filosofis yang kuat. Terlebih dari sisi isi, narasi pewayangan senantiasa mengajarkan budi pekerti yang mulia, sama-sama menyukai serta menghormati, sembari kadang-kadang diselipkan kritik sosial serta peran lucu melalui adegan goro-goro. Tak salah bila UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia

Tari Lilin Sumatera Barat

Tari Lilin Tarian Tradisional Sumatera Barat

Tari Lilin Tarian Tradisional Sumatera Barat
Tari Lilin

Tari Lilin yaitu tarian tradisional Sumatera Barat. Tari lilin ini adalah tarian istana pada jaman dulu yang dikerjakan saat malam hari. Beberapa penari yang lakukan tarian lilin terbagi dalam sebagian orang yang memakai piring kecil yang diisi lilin menyala ditangannya. 
Tari lilin senantiasa diiringin oleh musik yang dibawakan oleh sekumpulan musisi. Tari lilin dikerjakan dengan sangatlah hati-hati, supaya piring yang ada ditangan tak jatuh dan lilin yang ada pada piring itu tak mati.

Asal Usul serta Histori Tari Lilin
Asal Usul serta Histori Tari Lilin dari Sumatera Barat ini didasarkan pada narasi rakyat kalau konon seseorang gadis sudah ditinggalkan oleh tunangan yang pergi berdagang mencari harta. Sepanjang peninggalan tunangannya itu gadis sudah kehilangan cincin pertunangan. Gadis itu mencari cincin hingga larut malam dengan memakai lilin yang diletakkan pada piring. Gerakan badan yang meliuk, membungkuk, menengadah (berdoa) melahirkan keindahan hingga momen ini sudah melahirkan Tari Lilin di kelompok gadis-gadis desa.

Tari Lilin Tarian Tradisional Sumatera Barat
Tari Lilin

Gerakan Penari Lilin
Gerakan yang dikerjakan penari lilin yaitu menari dengan memutarkan tangan yang memegang piring dengan posisi piring tetaplah mendatar serta lilin tak padam

Baju Penari Lilin
Sedang baju yang dipakai oleh penari lilin yaitu baju kebiasaan wanita khas minangkabau, salah satunya pemakaian tengkuluak (hiasan kepala berupa lancip), pakaian batabur serta lambak/sarung.

Thursday, January 21, 2016

Kesenian Kuda Lumping

Kesenian Kuda Lumping
Kesenian Kuda Lumping
Kuda Lumping
Kuda Lumping juga dimaksud " Jaran Kepang " yaitu tarian tradisional Jawa menghadirkan sekumpulan prajurit tengah menunggang kuda. Tarian tradisional yang dimainkan dengan cara ”tidak berpola” oleh rakyat umumnya itu sudah lahir serta disukai orang-orang, terutama di Jawa, mulai sejak ada kerajaan-kerajaan kuno tempo doeloe. Awalannya, menurut histori, seni kuda lumping lahir sebagai simbolisasi kalau rakyat juga mempunyai kekuatan (kedigdayaan) dalam hadapi musuh maupun melawan kemampuan elite kerajaan yang mempunyai bala tentara. Di samping, sebagai media mendatangkan hiburan yang murah-meriah tetapi fenomenal pada rakyat banyak.

Dipandang dari langkah permainannya, beberapa penari kuda lumping seperti memiliki kemampuan maha besar, bahkan juga berkesan mempunyai kemampuan supranatural. Kesenian tari yang memakai kuda bohong-bohongan terbuat dari anyaman bambu dan diiringi oleh musik gamelan seperti ; gong, kenong, kendang serta slompret itu, nyatanya dapat bikin beberapa pemirsa terkesima oleh tiap-tiap atraksi-atraksi penunggan (penari) kuda lumping. Hebatnya, penari kuda lumping tradisional yang asli biasanya diperankan oleh anak putri yang kenakan pakaian lelaki bak prajurit kerajaan. Sekarang ini, pemain kuda lumping semakin banyak dijalani oleh anak lelaki.


Kesenian Kuda Lumping
Kuda Lumping Perempuan

Bunyi suatu pecutan (cambuk) besar yang berniat dipakai beberapa pemain kesenian itu, jadi awal permainan serta masuknya kemampuan mistis yang dapat menyingkirkan kesadaran si-pemain. Dengan menaiki kuda dari anyaman bambu itu, penunggan kuda yang pergelangan kakinya di beri kerincingan itu juga mulai berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat sampai berguling-guling di tanah. Terkecuali melompat-lompat, penari kuda lumping juga lakukan atraksi yang lain, seperti mengonsumsi beling serta mengupas sabut kelapa dengan giginya.

Pada permainan kuda lumping, arti lain yang terdapat yaitu warna. Mengenai warna yang sangatlah menguasai pada permaian itu yakni ; merah, putih serta hitam. Warna merah melambangkan suatu keberanian dan semangat. Warna putih melambangkan kesucian yang ada di dalam hati juga fikiran yang bisa mereflesikan semuanya panca indera hingga bisa jadikan sebagai contoh warna hitam.

Sebagai suatu atraksi penuh mistis serta beresiko, tarian kuda lumping dikerjakan dibawah pengawasan seseorang ”pimpinan supranatural”. Umumnya, pimpinan itu yaitu seseorang yang mempunyai pengetahuan ghaib yang tinggi yang bisa kembalikan sang penari kembali pada kesadaran seperti yang lalu. Dia juga bertanggung-jawab pada jalannya atraksi, dan mengobati sakit yang dihadapi oleh pemain kuda lumping bila berlangsung suatu hal hal yg tidak dikehendaki serta menyebabkan sakit atau luka pada si penari. Oleh karenanya, meskipun dikira sebagai permainan rakyat, kuda lumping tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang, namun mesti dibawah panduan serta pengawasan sang pimpinannya.

Saat ini, kesenian kuda lumping masih tetap jadi suatu pertunjukan yang cukup bikin hati beberapa penontonnya terpikat. Meskipun peninggalan budaya itu keberadaannya mulai berkompetisi ketat oleh masuknya budaya serta kesenian asing ke tanah air, tarian itu masih tetap menunjukkan daya tarik yang tinggi. Sampai sekarang ini, kita tidak paham siapa atau grup orang-orang mana yang mencetuskan (membuat) kuda lumping pertama kalinya. Kenyataannya, kesenian kuda lumping didapati di banyak daerah serta semasing mengaku kesenian itu sebagai satu diantara budaya tradisional mereka. Termasuk juga, diduga sekian waktu lalu, disadari juga oleh pihak orang-orang Johor di Malaysia sebagai kepunyaannya di samping Reog Ponorogo. Fenomena mewabahnya seni kuda lumping di beberapa tempat, dengan beragam macam serta coraknya, bisa jadi indikator kalau seni budaya yang berkesan penuh magis itu kembali ”naik daun” sebagai suatu seni budaya yang pantas di perhatikan sebagai kesenian asli Indonesia.



Kesenian Kuda Lumping
Media Kuda Lumping

Satu hal yang perlu kita cermati kalau Indonesia masih tetap selalu dijajah sampai saat ini dengan masuknya kebudayaan asing yang coba singkirkan kebudayaan-kebudayaan lokal. Oleh karenanya, kita sebagai generasi penerus bangsa bangkitlah berbarengan untuk kembalikan kembali kebudayaan yang mulai sejak dulu ada serta jangan pernah punah ditelan jaman moderen itu. Karenanya, pada Pemerintah serta orang-orang diinginkan supaya dengan cara terus-menerus menelurusi kembali kebudayaan apa yang sampai sekarang ini nyaris tak terdengar lagi, untuk lalu diperkembang serta dilestarikan kembali nilai-nilai kebudayaan Indonesia.

Wednesday, January 20, 2016

Tari Seudati

Tari Seudati Dari Aceh
Tari Seudati Dari Aceh
Tari Seudati
Tari Seudati yaitu satu diantara kesenian tari tradisional yang datang dari Aceh. Tarian itu dipercaya sebagai bentuk baru dari Tari Ratoh atau Ratoih, yang disebut tarian yang berkembang di daerah pesisir Aceh. Tari Ratoh atau Ratoih umumnya dipentaskan untuk memulai permainan sabung ayam, dan dalam beragam ritus sosial yang lain, seperti menyongsong panen serta pada saat bln. purnama. Sesudah Islam datang, berlangsung sistem akulturasi, serta membuahkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari itu.

Tarian itu pada awalnya berkembang di Desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang diasuh oleh seseorang bernama Syeh Tam. Setelah itu, tarian itu berkembang juga di Desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, di bawah bimbingan Syeh Ali Didoh. Dalam perjalanannya, tarian itu cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie, serta Aceh Timur, serta hari itu bahkan juga dapat didapati di semua daerah Aceh.

Kata “seudati” datang dari Bhs Arab “syahadati” atau “syahadatain”, yang berarti pernyataan atas keesaan Allah serta pernyataan bahwa Muhammad yaitu nabi utusan-Nya. Teori lain berasumsi bahwa “seudati” datang dari kata “seurasi”, yang memiliki kandungan arti kompak serta serasi. Oleh penganjur Islam jaman ini, Tari Seudati dipakai sebagai media dakhwah ; untuk menebarluaskan agama Islam. Beragam narasi mengenai bebrapa masalah hidup dibawakan dalam tarian itu, dengan maksud supaya orang-orang memperoleh panduan pemecahan bebrapa masalah hidup keseharian mereka. Terkecuali sebagai media dakwah, Tari Seudati saat ini telah jadi pertunjukan hiburan rakyat.

Tari Seudati Wanita


Formasi dalam Tari Seudati 
Seudati dibawakan oleh delapan orang lelaki sebagai penari paling utama, yang terbagi dalam seseorang pemimpin yang dimaksud syeikh, satu orang pembantu syeikh, dua orang pembantu di samping kiri yang dimaksud apeetwie, satu orang pembantu dibagian belakang, yang dimaksud apeet bak, serta tiga orang pembantu umum. Terkecuali mereka, ada juga dua orang penyanyi sebagai pengiring tari yang dimaksud aneuk syahi.

Ciri-ciriistik Tari Seudati 
Tari Seudati tak diiringi alat musik, tetapi cuma dengan sebagian bunyi yang datang dari tepukan tangan ke dada serta pinggul, hentakan kaki ke lantai, serta cuplikan jari. Gerak untuk gerak dibawakan ikuti irama serta tempo lagu yang dinyanyikan. Sebagian gerakan dalam tarian itu sangatlah dinamis serta penuh semangat. Tetapi ada pula bagian-bagian yang terlihat kaku, namun sejatinya menunjukkan keperkasaan serta kegagahan beberapa penarinya. Lalu, tepukan tangan ke dada serta perut mengesankan kesombongan sekalian sikap kesatria.

Tarian itu termasuk dalam kelompok Tribal War Dance atau tarian perang, yang mana muatan dalam syairnya dapat menghidupkan semangat. Perihal ini pula yang bikin tarian itu pernah dilarang di jaman Pemerintahan Belanda, lantaran dikira dapat ‘memprovokasi’ beberapa pemuda untuk memberontak. Tarian itu baru diijinkan lagi ditampilkan sesudah Indonesia merdeka.