Tuesday, January 26, 2016

Kesenian Reog Ponorogo

Reog Ponorogo 
Kesenian Reog ponorogo
Reog ponorogo 
Reog ponorogo adalah satu diantara seni tarian di Jawa Timur yang hingga sekarang ini masihlah selalu di lestarikan. Reog ini adalah kebudayaan serta kesenian asli Indonesia. Memanglah budaya serta seni ini kerap dihubungkan dengan beberapa hal yang berbau mistis, oleh karena itu seringkali kerap dikaitkan dengan dunia kemampuan spiritual bahkan juga dunia hitam.

Terlepas dari hal semacam itu, Reog Ponorogo ini oleh orang-orang umumnya kerap dipentaskan waktu acara pernikahan, khitanan, hari-hari besar nasional, serta festival tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Festival yang diselenggarakan oleh pemerintah itu terbagi dalam Festival Reog Mini Nasinonal, Festival Reog Nasional serta pertunjukan pada bln. purnama yang bertempat di alun-alun ponorogo. Sedang Festival Reog Nasional itu senantiasa diselenggarakan waktu bakal masuk bln. Maharam atau yang kerap dalam kebiasaan Jawa itu umum di sebut dengan bln. Suro. Pementasan reog ponorogo adalah rangkaian dari acara Grebeg Suro atau dalam rencana lagi th. kota Ponorogo.
Kesenian Reog ponorogo
Kesenian Reog ponorogo 

Dalam rencana menyongsong th. baru islam atau yang kerap di kenal dengan sebutan tanggal satu Suro, pemerintah kabupaten Ponorogo mengadakan moment budaya paling besar di Ponorogo yakni Grebeg Suro. Waktu Grebeg Suro berjalan, umumnya waktu pementasan kesenian Reog Ponorogo itu senantiasa dibanjiri pemirsa baik dari semuanya penjuru Ponorogo, bahkan juga lantaran pagelaran kesenian ini berskala nasional, seringkali wisatawan dari luar daerah Ponorogo bahkan juga dari luar negeri juga ikut ada untuk lihat acara pagelaran kesenian

Reog Ponorogo ini. Hal inipun digunakan oleh pemerintah daerah Ponorogo sebagai satu diantara senjata andalan untuk tingkatkan daya tarik wisata Ponorogo tersebut.

Terkecuali festival Grebeg Suro, Festival Reog Mini tingkat nasional dapat juga menyedot ketertarikan beberapa wisatawan. Semua peserta yang mengikutinya adalah generisa muda, rata-rata mereka masihlah duduk dibangku sekolah satu tingkat SD atau SMP. Satu diantara maksud dari festival Reog Mini tingkat nasional yaitu untuk tetaplah melindungi kesenian ini selalu berjalan turun temurun, lantaran generasi muda berikut nantinya yang bakal melanjutkan kesenian Rog ini. Semuanya pola aktivitas yang ada di festival Reog Mini nyaris sama juga dengan Festival Reog Nasional, yang membedakannya cuma pada peserta sera saat pengerjaannya saja. Saat proses Festival Reog Mini ini pada bln. Agustus.

Rangkaian pementasan kesenian Reog yang lain serta tidak kalah seru dari pementasan terlebih dulu yakni pementasan atau pertunjukan Reog Bln. Purnama. Pertunjukan ini senantiasa teratur dikerjakan bertepatan karenanya ada malam bln. purnama. Umumnya peserta yang turut dalam pentas ini adalah sebagian group lokal perwakilan dari kecamatannya semasing. Diluar itu dalam pementasan ini dapat kerap didapati sebagian pertunjukan tari garapan yang datang dari sanggar seni yang ada di Ponorogo.

Kesenian Reog ponorogo
Kesenian Daerah

Dikisahkan sang raja begitu korup serta melakukan tindakan dzhalim pada rakyatnya, hal semacam ini bikin seseorang Ki Ageng Kutu geram pada sang raja. Terlebih dijumpai permaisuri sang raja yang keterunan cina memiliki dampak kuat pada kerajaan. Diluar itu, teman dekat permaisuri yang masihlah keturunan Cina mengatur semua gerak-geriknya. Waktu itu Ki Ageng Kutu memiliki pendapat, kekuasaan kerajanan Majapahit bakal selekasnya selesai bila hal semacam ini selalu dilewatkan demikian saja. Lalu dia pada akhirnya meninggalkan sang raja serta membangun suatu perguruan yang didalamnya mengajarkan seni bela diri, pengetahuan kekebalan diri pada anak-anak muda. Dia mengharapkan, nantinya anak-anak muda ini bakal bikin kebangkitan kerajaan Majapahit seperti yang lalu serta dapat melawan pada kerajaan Bhre Kerthabumi.

Tetapi Ki Ageng Kutu juga mengerti, pasukan yang dia bangun masihlah sangat kecil serta belum sangat kuat untuk mmelakukan perlawanan pada pasukan kerajaan. Oleh karena itu, Ki Agung cuma dapat memakai kepopuleram Reog. Seni Reog ini digunakan oleh Ki Agung sebagai fasilitas untuk menghimpun massa sebagai perlawanan pada kerajaan. Diluar itu, hal semacam ini dikerjakan oleh Ki Agung sebagai fasilitas komunikasi utuk menyindir penguasa pada saat itu.

Dalam pertunjukan Reog, dipertunjukkan suatu topeng berupa kepala singa yang umum di kenal “Singa Barong”. Setelah itu ada pula topeng yang berupa raja rimba yang jadikan lambang untu Kerthabumi. Diatas topeng-topeng itu ditancapkan juga bulu-bulu merak hingga seperti kipas raksasa yang melambangkan dampak kuat beberapa kerabat cinanya.

Kesenian Reog ponorogo
Reog ponorogo 

Jatilan dimainkan oleh grup penari gemblak yang menunggani kuda-kudaan sebagai simbol kemampuan pasukan kerajaan Majapahit. Hal semacam ini jadi perbandingan terbalik dengan kemampuan warok yang meraka menggunakan topeng badut merah sebagai simbol Ki Ageng Kutu. Jathilan sendiri yaitu tarian yang menceritakan ketangkasan prajurit berkuda yang tengah berlatih, tokoh ini dimaksud dengan Jathil. Sedang warok yaitu orang yang memiliki kemauan suci yang memberi perlindungan serta tuntunan tanpa ada mengharap pamrih.

Waktu itu kepopuleran Reog yang di buat oleh Ki Ageng Kutu bikin Bhre Kerthabumi mengambil aksi yakni menyerang perguruan Ki Ageng Kutu. Pemberontakan serta perlawanan oleh warok dengan cepat diatasi, begitu juga perguruannya dilarang untuk meneruskan pengajarannya lagi mengenai warok. Walau demikian, nyatanya murid-murid Ki Ageng Kutu masihlah meneruskannya meskipun dengan cara diam-diam. Walau pada saat itu perguruannya dilarang, tetapi kesenian Reog sendiri tetap masih diijinkan untuk diselenggarakan lantaran telah jadi acara atau pementasan yang popular di mata orang-orang. Cuma saja jalan ceritanya memiliki alur yang baru dimana waktu itu ditambahkan dengan beberapa ciri-ciri dari narasi orang-orang Ponorogo yakni Dewi Songgolangit, Kelono Sewandono serta Sri Genthayu.

Bila tadi telah bercerita mengenai versus reog Ponorogo yang paling popular, saat ini versus resmi histori Reog Ponorogo yaitu narasi mengenai seseorang Raja Ponorogo bernama raja kelono yang punya niat untuk melamar putri Kediri, yakni Dewi ragil kuning Hanum. Waktu bakal melamar, di dalam perjalanan dia dihadang oleh Raja Singabarong yang datang dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terbagi dalam singa serta merak, sedang dari pihak Raja Kelono serta wakilnya yakni Bujang Anom, cuma dikawal oleh warok (seseorang pria yang menggunakan baju hitam) yang memiliki pengetahuan hitam mematikan. Dalam semua tarian yang mereka kerjakan, keduanya mengadu pengetahuan hitam serta dalam tarian perangnya semuanya penari dalam kondisi kerasukan dalam mementaskan tariannya.

Kesenian Reog ponorogo
Kesenian Reog ponorogo 
Ada pula persi yang lain tentang sejarag Reog. kesempatan ini ceritanya mengenai perjalanan seseorang prabu Kelana Sewandanan yang tengah mencari gadis pujaannya. Sang Prabu dalam perjalannya didampingi prajurit berkuda serta patihnya yang setia temani bernama Pujangganong. Pada akhirnya sang Prabu temukan idola hatinya, serta ia jatuh cinta pada seseorang putri Kediri yang bernama Dewi Saanggalangit. Tetapi nyatanya Dewi Sanggalangit ini ingin terima Prabu dengan ajukan satu prasyarat kepadanya. Tidak lain nyatanya prasyarat itu yaitu Sang Prabu mesti membuat suatu kesenian baru. Singkat narasi, kesenian sebagai prasyarat itu dengan nama Reog yang didalamnya dimasukan unsur mistis serta kemampuan spiritual.

Hingga Sekarang ini orang-orang Ponorogo selalu ikuti serta melindungi warisan leluhur ini dengan begitu baik. Dalam perjalanannya Seni reog yaitu cipta kreasi manusia yang terbentuk dari ada aliran keyakinan dengan cara turun temurun serta masihlah terbangun keasliannya. Dalam pelaksanannya, upacara sebelumnya lakukan Reog Ponorogo ini memakai kriteria yg tidak mudak dikerjakan untuk orang pemula. orang yang lakukan kesenaian inipun mesti mempunyai garis keturunan parental yang pasti serta hukum kebiasaan yang masihlah berlaku.

Sayangnya pergantian jaman serta tingkah laku manusia tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran arti yang ada pada kesenian Reog Ponorogo. Di Ponorogo sendiri kina orang-orang setempat cuma berasumsi kesenian Reog adalah pemeriah atau hiburan saja dari suatu acara. Misalnya pementasan serta pertunjukan Reog yang dilombakan pada acara-acara spesifik saja yang mempunyai tujuan untuk menyemarakkan acara itu, umpamanya perlombaan dalam satu festival.

Tari Reog Ponorogo 

Seni Reog Ponorogo terbagi dalam sebagian rentetan dua sampai tiga tarian pembukaan. Seputar enam hingga sembilan pria gagah berani yang menggunakan baju serba hitam serta mukanya dipoles warna merah membawakan tarian pertamanya. Digambarkan beberapa penari ini adalah sosok singa yang pemberani. lalu datang enam sampai sembilan gadis menaiki kuda meneruskan tarian Reog itu. Pada Reog tradisional, umumnya beberapa penari ini diperankan oleh penari lak-laki yang kenakan pakaian seperti wanita. Sebagai tarian pembuka, umumnya terdapat banyak anak kecil yang membawakan tarian dengan adegan yang begitu lucu. Nah, tarian yang dibawakan oleh anak-anak ini di kenal dengan sebuatan Bujang ganong.

Waktu tarian pembuka telah usai, setelah itu dipentaskanlah adegan inti yang berisi yaitu sesuai sama keadaan di mana seni reog itu ditampikan pada acara apa. Umpamanya bila berhungangan dengan pernikahan, jadi umumnya di adegan intu itu mereka menghadirkan tarian adegan percintaan. Atau contoh terkait dengan khitanan, jadi bisanya bercerita mengenai seseorang pendekar.

Adegan dalamnseni ini umumnya tidak cocok dengan skenario yang sudah di buat. Untuk menyemarakkan acara, senantiasa ada interkasi pada dalang dengan beberapa pemain, atau terkadang dengan juga penontong yang ada. Jika seroang pemain yang tengah tampak kelelahan, umumnya dia digantikan oleh pemain yang lain. Tetapi dari itu semuanya, hal yang terutama juga yaitu kenikmatan yang dapat dirasa oleh pemirsa tersebut. Pada adegan paling akhir dari pementasan seni ini yaitu Singa Barong. Beberapa pemain memakai topeng yang berupa kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu merak. Asal anda tau saja, berat topeng itu dapat meraih 50-60 kg. Topeng itu mereka bawa dengan memakai giginya. kekuatan yang di luar nalar itu mereka bisa dengan latihan yang berat, yang didalamnya juga ada latihan spiritual seperti berpuasa serta tapa.

No comments:

Post a Comment